Senin, 01 Juni 2009

RSUD Majalengka Terancam Digugat

RSUD Majalengka Terancam Digugat Cetak E-mail
Monday, 01 June 2009
Pasien Merasa Ditelantarkan, Pilih Berobat ke RSHS
MAJALENGKA – Buruknya pelayanan RSUD Majalengka kembali menuai protes dari masyarakat dalam hal ini keluarga pasien. Bahkan, salah seorang pasien kelas VIP yang merasa ditelantarkan sempat mengamuk dan akhirnya meninggalkan RSUD Majalengka serta memilih berobat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Hal itu seperti yang dialami pasien AI (40) warga Kelurahan Sindang Kasih Majalengka yang sempat dirawat di ruang VIP No.6 yang didiagnosa kekurangan darah. Pasien tersebut masuk ke RSUD hari Sabtu, 23 Mei 2009.
Menurut Dadan, salahseorang kerabat pasien yang datang mengadukan hal tersebut kepada Radar, kemarin (31/5) mengatakan, orangtuanya dibawa ke rumah sakit dan diagnosa mengalami kekurangan darah jenis darah O. Setelah itu pihak keluarga disarankan segera membeli darah tersebut sebanyak 5 labu dengan harga perlabu Rp250 ribu.
Namun kata dia, perawat mengatakan bahwa stok darah jenis O tidak ada di PMI maupun di RSUD Majalengka sehingga harus mengambil ke Jakarta. Karena itu, pihak keluarga harus menambah ongkos transport untuk mengambil darah.
Namun sialnya sambung dia, selang satu hari petugas tersebut datang kembali dengan tangan hampa dan alasan formulir pemesanan darah belum ditandatangani dokter sehingga ditolak pihak PMI Jakarta. Kemudian si petugas itu pun kembali meminta uang tambahan.
Merasa nyawa orangtuanya kritis sementara para perawat dan dokter terkesan acuh tak acuh, akhirnya dengan kesal merekapun akhirnya keluar dan memilih untuk berobat ke RSHS Bandung. “Yang saya heran, dari diagnosa dokter pasien ternyata mengalami gejala Anemia Hemolik dan stok darah yang dikatakan tidak ada ternyata banyak. Bahkan harganya pun lebih murah yakni hanya Rp140 ribu/labu dan kami hanya membutuhkan 2 labu saja, sehingga saya menduga ini ada sebuah permainan yang sengaja di lakukan pihak PMI,” ujarnya.
Disamping itu, ia mengaku menyesal dengan pelayanan RSUD Majalengka yang dinilai buruk. Padahal, ia saat itu berada di klas VIP yang seharusnya mendapatkan pelayanan lebih. “Bayangkan ke pasien VIP saja begitu bagaimana dengan pasien dari keluarga miskin,” ujarnya seraya mengancam akan melakukan clas action atau gugatan ke pihak RSUD Majalengka.
Sementara itu di tempat terpisah, Akhmad Khasim administratur PMI Majalengka mengatakan, kasus tersebut di luar kewenangannya. Karena kata dia, pada dasarnya PMI sudah mengajukan surat ke dokter terkait jenis darah yang dibutuhkan pasien tersebut.
Disingung soal kelangkaan darah O seperti yang dikeluhkan pasien, Ahmad membenarkan. Secara umum kata dia, memang stok darah O di Majalengka masih ada namun jenis darah O yang dimaksud untuk pasien jenis darah khusus yang harus dirujuk ke Jakarta karena keterbatasan alat yang dimiliki PMI Majalengka. (pai)