Rabu, 06 Mei 2009

Salurkan Askeskin ke Rumah Sakit

KOMPAS, 18 Februari 2008 |
Sistem pengelolaan Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) yang ditangani PT Askes dinilai buruk dan PT Askes diragukan apakah mampu memperbaiki pola pelayanan. Karena itu sebaiknya Depkes tidak perlu memperbarui kontrak pengelolaan Askeskin dengan PT Askes.

Demikian dikemukakan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah H Kasmir Triputra di Jakarta, Senin (18/2).

Sebaiknya ide Menkes untuk mentransfer dana Askeskin langsung ke rekening rumah sakit bisa direalisasikan dan justru akan lebih baik bila dana Askeskin tersebut diserahkan dan dikelola langsung oleh pemerintah daerah.

Jika dana Askeskin bersama anggaran Jamkesos yang tersedia di APBN telah lebih dahulu ditransfer dan dikelola oleh pemerintah daerah, ditambah dengan alokasi APBD untuk bidang kesehatan yang dialokasikan oleh pemerintah daerah bisa diprogramkan untuk Askeskin, baik dengan pola langsung maupun pola asuransi sehingga pemerintah daerah bisa membuat kebijakan untuk memberlakukan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga (termasuk RS swasta) tanpa ada persyaratan yang menyulitkan seperti harus memiliki kartu miskin dan surat keterangan.

Efek positifnya adalah dengan pengelolaan Askeskin langsung oleh rumah sakit maka pelayanan kesehatan sepenuhnya sudah menjadi urusan pemerintah daerah dan bukan lagi tanggung jawab pemerintah pusat. Hal ini akan menjadi titik awal yang baik bagi penerapan otonomi daerah dan mengubah pola pikir birokrasi yang selalu sentralistik.

Mekanisme dan keterlambatan Askeskin selama ini telah memperburuk pelayanan dan citra rumah sakit.

Fakta selama ini membuktikan desain kebijakan untuk rakyat miskin acapkali tidak diikuti dengan penataan mekanisme dan penyesuaian kondisi yang terjadi di lapangan. Artinya, kebijakan yang diambil pemerintah dalam hal Askeskin sering tidak berpihak pada kebutuhan rumah sakit.

”Penyaluran Askeskin ke rumah sakit akan memperkuat daya dukung dan kecepatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Kasmir Triputra.

Pengelolaan dana Askeskin oleh pemerintah daerah akan memperkuat fiskal daerah. Mekanisme penyalurannya pun dapat diubah dengan diberlakukannya kontrak langsung antara perusahaan asuransi dan pemerintah daerah di bawah pengawasan Depkes.

Minggu, 03 Mei 2009

Rumah Sakit Pun Sumber Penyakit!

Kompas, 24 April 2009 |
Kepala Unit Pengelola Teknis Daerah (UPTD) Farmasi, Dinas Kesehatan Garut, Wowo Karsono, mengimbau, di Garut, Jumat, agar warganya mewaspadai bahaya "nosokomial" berupa penyakit yang bersumber dari rumah sakit.

Rumah sakit-pun merupakan sumber dari berbagai jenis penyakit, sehingga kerap diingatkan agar anggota masyarakat tidak membesuk pasien yang tengah dirawat inap dengan membawa anak kecil, karena kondisi bakteri yang berterbangan di lingkungan rumah sakit sangat membahayakan orang sehat.

Namun kenyataannya, banyak masyarakat yang berdatangan bersama keluarganya membesuk, termasuk membawa anak balita ketika membesuk pasien, bahkan mereka ikut menginap dengan menggelar tikar di lantai rumah sakit.

Idealnya, para pembesuk, terutama yang tempat tinggalnya jauh sebaiknya tidur di penginapan, sedangkan kegiatannya membesuk pasien bisa dilakukan hanya pada waktu tertentu sesuai dengan yang dijadwalkan pihak rumah sakit.

Diingatkannya, kualitas bakteri di rumah sakit lebih ganas dibanding yang umum karena sebelumnya telah berkompetisi secara alami dengan bakteri lainnya, sehingga memiliki keunggulan dan berhasil hidup mengalahkan bakteri lain.

Oleh sebab itu, proses pengobatan atau penyembuhan penderita penyakit nosokomial, tidak bisa dilakukan seperti pasien biasa, melainkan memerlukan proses perawatan khusus, ungkap Wowo.

Karena itu, para dokter, perawat serta bidan maupun para medis yang bertugas di rumah sakit tergolong kalangan komunitas yang sangat rawan tertular penyakit.

Itulah sebabnya, mereka sering menjalani pemeriksaan umum atau "general check up", dengan jaminan kesejahteraannya lebih tinggi dibandingkan pekerja di kantor yang tidak beresiko tertular penyakit, katanya.